Relasi
atau jaringan dalam bisnis, setidaknya untuk saya, terbukti bekerja
dalam mempercepat pertumbuhan bisnis kita. Jika kita punya banyak
kenalan, kita semakin mudah untuk meminta referensi orang, mengetahui
dengan siapa kita perlu bekerja sama, kolaborasi semakin mudah, bahkan
yang paling menarik kita apa yang kita miliki bisa menjadi bahan
pembicaraan positif dan juga direferensikan orang lain.
Cara paling mudah dan cepat untuk membangun jaringan bisnis adalah
dengan masuk ke komunitas-komunitas wirausaha. Banyak orang yang bilang
bahwa kita perlu masuk ke sebanyak mungkin komunitas. Kalau saya setuju
namun hanya ada satu komunitas bisnis yang saya rekomendasikan untuk
Anda, yaitu Komunitas Tangan Di Atas (TDA). Coba cek di wilayah Anda,
dan bergabunglah di sana.
Tulisan kali ini adalah beberapa kesalahan paling umum yang sering
dilakukan orang dalam menjalin jaringan, terutama pengusaha muda yang
baru memulai bisnis. Tulisan saya sebelumnya tentang tips mengasah networking skill atau membangun jaringan bisnis, juga bisa Anda intip setelah membaca tulisan ini.
Tidak Memiliki Keunikan
Banyak pengusaha muda (youthpreneur) dan pengusaha mahasiswa (studentpreneur)
yang selalu beralasan bahwa untuk memulai bisnis mereka memerlukan
jaringan yang luas. Betul, namun ada terusannya: jika Anda sudah
memiliki produk atau memiliki ciri keunikan dibandingkan yang lainnya.
Misal, saya masuk ke komunitas bisnis setelah saya dikenal sebagai seorang pemilik lembaga training CerdasMulia, trainer, dan bloggerpreneur muda, sehingga saat saya masuk ke komunitas tersebut saya sudah memiliki personal branding yang
cukup kuat untuk diingat. Jika Anda membangun jaringan namun Anda tidak
memiliki sebuah ‘jangkar’ di mana membuat orang bisa mengingat dan
mereferensikan Anda, maka itu akan percuma. Saya banyak menulis tentang personal branding, silakan Anda pilih mana yang tepat untuk Anda.
Tidak Follow Up!
Katanya, dalam mencari jaringan itu sangat perlu yang namanya kartu
nama. Kartu nama memang penting, namun seringkali kita lupa untuk follow up setelah pertukaran kartu nama terjadi sehingga kita lupa dan juga dilupakan orang dengan cepat. Cara follow up: setelah menerima kartu nama, kita save nomornya,
kita kirim SMS ucapan terima kasih disertai pemberitahuan bahwa kita
sudah save nomor mereka. Untuk pin BB atau menggunakan messenger, disesuaikan saja.
Dipakai Jualan
Orang jualan itu tidak salah, namun seringkali kita kenalan dengan
orang dengan harapan bisa menjual sesuatu kepada orang itu atau produk
usaha kita. Nah, ini nih. Niatnya aja sudah begini maka pasti jadinya ga
bener. Baru kenal sebentar, udah nawarin produk. Baru masuk komunitas
sebentar, belum ngapa-ngapain eh udah ngiklan. Menjalin relasi itu perlu
ketulusan. Sabar, pelan-pelan. Jelaskan produk Anda melalui karakter
Anda dalam berhubungan. Bangun trust, nanti juga rezeki datang, percayalah.
Forget to Have Inner Circle
Memiliki jaringan yang luas kadang bisa membuat kita lupa bahwa
sebenarnya kita hanya punya ‘sedikit’ orang yang bisa kita andalkan.
Walaupun jaringan Anda luas, berapa orang yang siap merespon kapan pun
dan dimana pun Anda mau? Sedikit. Mereka yang siap bersama Anda saat
senang maupun susah inilah yang disebut inner circle. Kebanyakan orang hanya fokus dalam ‘melebarkan’ relasi, bukan memperkuat. Inner Circle inilah
yang memperkuat Anda. Bisa saya bilang, saat ini saya memiliki kurang
lebih 2000 jaringan di berbagai wilayah Indonesia, namun inner circle saya cuma 8 orang!
Yup, itulah beberapa kesalahan yang paling umum dilakukan orang saat membangun jaringan.
Sumber : Arry Rahmawan